Saturday 7 May 2016

Pembuatan Pintu Air

Modul Pelatihan Pembangunan Pintu Air
PANDUAN PEMBANGUNAN
INSTALASI TATA AIR
UPT – LAMUNTI  download lengkap dengan foto disini

Disusun oleh :
SLUICES Team

Kata Pengantar

Dalam pemanfaatan lahan usaha di lokasi UPT Lamunti, masyarakat mengalami kendala dalam pengelolaan air. Puluhan bangunan yang telah dibangun pada saat pembukaan awal lokasi PLG didesain dengan perencanaan yang tidak site specific, sehingga tidak dapat dimanfaatkan. Bekerja sama dengan LPPM IPB, SLUICES Project dan masyarakat telah melakukan studi di lokasi UPT Lamunti dan telah menghasilkan rekomendasi desain yang akan dibangun bersama-sama dengan masyarakat.
Besar harapan kita akan adanya sebuah pengelolaan lahan usaha yang memaksimalkan fungsi kanal yang telah ada yang tentunya akan membuat hasil usaha akan menjadi lebih optimal.

Lima Jenis Rekomendasi Desain

1.Desain pintu tipe I
Bangunan kontrol Tipe 1 merupakan bangunan kontrol yang telah ada (eksisting) di lapangan akan tetapi menggunakan jenis pintu sorong sehingga menghasilkan tipe aliran underflow. Rancangan perbaikan untuk pintu Tipe 1 dengan penggantian pintu airnya kemudian memasangkan pelat precast segmental satu persatu pada alur stop log sampai pada elevasi muka air rencana.

2.Desain pintu tipe II
Bangunan kontrol Tipe 2 merupakan bangunan kontrol yang telah ada (eksisting) di lapangan menggunakan jenis pintu sorong akan tetapi badan bangunan terbentuk dari pelat pracetak eksisting dan tidak tersedia alur stop log. Perbaikan untuk rancangan pada Tipe 2 meliputi penggantian pintu air tipe sorong tersebut, memasang klos kayu 5/7 sebagai alur yang dibaut pada pelat, setelah itu memasang pelat precast segmental satu persatu sampai pada elevasi muka air rencana.

3.Desain pintu tipe III
Bangunan kontrol Tipe 3 merupakan bangunan kontrol baru di lokasi bangunan lama yang sudah rusak parah atau di lokasi dengan yang memang belum pernah dibangun pintu air. Bangunan ini juga menggunakan pintu stop log overflow dengan menggunakan pelat pre-cast segmental.

4.Desain pintu tipe IV
Bangunan kontrol tipe 4 yaitu bangunan kontrol dengan stop log precast dan ditambah pintu ayun (flap gate). di desa A3 dan C1. Pintu ayun merupakan pintu dengan sistem klep dimana daun pintu bersifat fleksible. Pada saat muka air di hulu (upstream) lebih tinggi daripada muka air di hilir (downstream) maka secara otomatis pintu membuka. Pintu ini baik untuk digunakan daerah pasang surut cukup besar yang berpotensi mengganggu pencucian air masam pada musim hujan.
5.Desain pintu tipe V
Bangunan kontrol tipe 5 merupakan bangunan pintu air lama lengkap dengan stop log nya sehingga rekonstruksi pintu air mengacu kepada bangunan kontrol tipe 1 akan tetapi pada bangunan kontrol tipe 5 dilengkapi dengan pintu ayun sedangkan pada bangunan kontrol tipe 1 tidak. Tipe pintu ayun untuk bangunan kontrol tipe 5 sama dengan desain pintu ayun bangunan kontrol tipe 4. Melihat kondisi dilapangan, maka perlu dibangun tambahan badan bangunan dari material kayu galam untuk penempatan pintu ayun beserta rangkanya.

PELAT PRE CAST SEGMENTAL

Pelat precast segmental merupakan pelat beton pracetak yang berfungsi sebagai pintu air untuk menghasilkan tipe aliran over flow yang disusun secara bertumpuk sesuai dengan rencana elevasi muka air
Ukuran 80 cm x 30 cm x 5 cm = 28.8 kg/segmen (ukuran besar)
Ukuran 80 cm x 20 cm x 5 cm = 19.2 kg/segmen (ukuran sedang)
Ukuran 80 cm x 15 cm x 5 c m = 14.4 kg/segmen (ukuran kecil)
(Sebagai asumsi berat volume beton = 2 400 kg/m3 dan lebar saluran 80 cm)

Keterangan:
1 = Precast uk. 80 cm x 30 cm x 5 cm (ukuran Besar)
2 = Precast uk. 80 cm x 20 cm x 5 cm (ukuran Sedang)
3 = Precast uk. 80 cm x 15 cm x 5 cm (ukuran Kecil)

Penjelasan tahapan kerja umum
Cetakan beton (fomrwork)
Cetakan beton (formwork) adalah suatu sarana pembantu struktur beton untuk mencetak beton sesuai ukuran, bentuk, rupa, ataupun posisi serta alinyemen yang dikehendaki. Cetakan beton harus sesuai dengan ukuran teknis dari gambar rencana guna menghasilkan pelat precast yang seragam.
Pada pekerjaan pembangunan instalasi tata air Lamunti, material pembentuk cetakan berupa multiplex dan kayu kaso 5/7. Di bawah ini menggambarkan model desain cetakan beton tersebut (Gambar 6.21).
Pada bangunan pintu air eksisting memilki lebar saluran yang bervariasi. Oleh karena itu cetakan didesain fleksibel, sehingga dapat digunakan dalam berbagai ukuran lebar saluran. Untuk sisi 1, 2 dan 3 (Gambar 6.21) dibuat statis dengan memaku batang kaso ke multiplex. Sedangkan pada sisi 4 dibuat fleksibel sehingga dapat digeser sesuai kebutuhan lebar saluran di lapangan. Arah pergeseran keluar untuk lebar saluran lebih besar dan sebaliknya pergeseran ke dalam untuk lebar saluran lebih kecil.
Pembesian
Adalah penyiapan rangka bangunan sebelum dilakukan pengecoran, rangka yang dimaksud adalah tulangan baja. Pembuatan rangka ini disesuaikan dengan kebutuhan kekuatan bangunan. Pada umumnya tulangan mencapai luas 10 % dari luas penampang struktur.
Sementara pada pekerjaan di Lamunti, pekerjaan pembesian menggunakan besi polos Ø 10 mm, yang dirangkai dengan jarak rata – rata (10 cm x 10 cm) yang luasannya disesuaikan dengan ukuran lebar pintu. Setelah rangkaian besi selesai, kemudian besi diletakkan di atas cetakan beton yang telah dilapisi plastik PE kemudian untuk mempertahankan posisi tulangan di tengah-tengah badan cetakan maka dipasang beton decking dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm.

Pengecoran
Pengecoran berarti memasukkan campuran semen ke dalam cetakan yang telah disediakan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
Pengecoran dilakukan setelah besi terpasang dan cetakan dikunci. Mutu beton yang digunakan (fc) 22.5 Mpa (K.225)Pada saat pengecoran perlu dilakukan penusukan pada beton agar tidak terdapat rongga-rongga beton. Setelah pekerjaan pengecoran, kemudian dilakukan perawatan beton dengan selalu membasahi permukaan beton yang terbuka. Apabila beton mencapai umur kering (7 hari) maka cetakan dibuka dengan mengendurkan kunci baut pada sisi 4 (sisi fleksibel) kemudian pelat precast dikeluarkan secara perlahan. Tahapan produksi tersebut diulang terus menerus sampai jumlah precast yang dibutuhkan terpenuhi.

Penjelasan mengenai bahan
Mutu beton
Beton merupakan campuran semen portland, air, agregat kasar, dan agregat halus. Mutu beton yang digunakan adalah 22.5 Mpa (K.225) untuk pelat precast segmental yang didapat dengan takaran campuran adalah 1 PC : 2 Pasir : 3 Krikil : 0.5 air. Selain itu, beton yang digunakan harus merupakan beton yang sejenis untuk menjaga kualitas beton yang merata.
Air
Air yang dipergunakan untuk mencampur semen dengan agregat adalah air yang bersih dari kotoran, seperti: lemak, minyak, garam, lumpur, dan bahan organik lainnya yang dapat berpengaruh terhadap mutu dan stabilitas beton. Air yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari pengawas.
Agregat halus
Agregat halus yang akan digunakan harus bersih, bergradasi baik, dan berasal dari pasir alam. Agregat halus harus disetujui oleh konsultan pengawas sebelum digunakan.
Agregat kasar
Agregat kasar merupakan material alam yang diproduksi melalui proses pemecahan menggunakan mesin pecah sehingga menghasilkan kerikil bergradasi merata. Butiran harus bersih dan tajam sehingga menghasilkan pengikatan yang lebih kuat dengan semen. Agregat kasar harus bersih dari bahan organik dan non organik seperti potongan kayu, sampah plastik, dan kotoran lain yang dapat mengganggu. Kontraktor harus mendapat persetujuan konsultan pengawas mengenai agregat kasar yang akan digunakan.
Penyimpanan material
Penyimpanan material semen harus di tempat yang terlindung dari pengaruh faktor cuaca. Hal ini bertujuan menjaga semen agar tetap pada kondisi normal sebelum digunakan. Penyimpanan semen di gudang dengan kondisi suhu tidak lembab. Penyimpanan semen tidak boleh terlalu lama, maksimal penyimpanan adalah 30 hari dan harus disetujui oleh konsultan pengawas. Semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 tumpuk. Penyimpanan agregat kasar dan halus harus terpisah dan tidak boleh tercampur dengan material lainnya
Mixer
Beton harus diaduk dengan alat pengaduk (mixer) atau dengan metoda manual (cangkul dan sekop). Pekerjaan mencampur beton dilakukan di lokasi produksi pelat precast segmental hal ini dikarenakan metoda konstruksi yang diaplikasikan adalah metode beton pracetak. Mixer yang digunakan dapat berupa mixer manual dengan pengoperasian menggunakan tenaga kerja (diputar secara manual).
Cetakan (formwork)
Cetakan/formwork yang digunakan adalah berbahan kayu kaso 5/7 dan multiplex tebal 12 mm. Cetakan harus sesuai dengan gambar teknis rencana cetakan mengenai garis, dimensi, dan bentuk. Sebelum digunakan, cetakan harus dilapisi plastik PE pada bagian yang akan kontak langsung dengan beton. Jumlah cetakan disesuaikan dengan kebutuhan untuk dapat memproduksi pelat precast segmental secara massal. Selain itu cetakan dapat digunakan kembali dalam jangka waktu tertentu, oleh karena itu setelah digunakan agar dibersihkan dan disimpan pada tempat yang aman dari pengaruh cuaca. Konsultan pengawas harus mengecek ulang dan menyetujui, mengenai bentuk, dimensi, dan hal lain yang dianggap penting dalam menjamin ketepatan hasil pelat precast segmental.

Pelaksanaan pekerjaan pelat precast segmental
Pelaksanaan pekerjaan produksi pelat precast segmental dilakukan sebelum pekerjaan konstruksi bangunan kontrol/pintu air dilaksanakan.
Tahapan pekerjaan sebagai berikut:
–Produksi cetakan (formwork)
–Pemotongan besi dan perangkaian besi tulangan
–Produksi decking ukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm
–Mencampur material menjadi beton
–Melapisi cetakan dengan plastik PE
–Memasang besi ke dalam cetakan, kemudian pasang decking di bawah tulangan besi.
–Kunci cetakan sesuai dengan kebutuhan lebar saluran
–Pengecoran, tusuk-tusuk adukan agar beton merata
–Perawatan beton basah menjadi kering.
Produksi pelat precast dilakukan dalam jumlah banyak, sesuai kebutuhan di lapangan.

Pekerjaan Besi Tulangan
Lingkup kerja
Pekerjaan besi tulangan merupakan seluruh pekerjaan pembesian untuk betun bertulang. Pekerjaan pembesian dilakukan sesuai dengan spesifikasi dan gambar teknis desain. Besi tulangan merupakan elemen penahan tarik yang bekerja sama dengan beton membentuk struktur beton bertulang. Besi tulangan yang digunakan adalah Ø 10 mm polos mutu U-24 dengan kekuatan tarik ijin = 1400 kg/cm2 (fy = 140 Mpa).. Hubungan antar besi diikat dengan kawat tali diameter 0.9 mm.
Penyimpanan material
Material besi tulangan yang belum digunakan harus disimpan ditempat yang terlindung oleh pengaruh cuaca. Bantalan penyimpanan besi dari balok kayu dengan tinggi 30 cm diatas muka tanah. Besi harus terhindar dari lumpur atau kotoran lainnya yang dapat menyebabkan korosi.
Pelaksanaan pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan besi tulangan adalah meliputi pemotongan besi sesuai dengan gambar teknis desain. Kemudian perangkaian besi tulangan dengan pengikatan kawat tali diameter 0.9 mm. Apabila besi telah siap maka besi tulangan tersebut diletakan pada cetakan beton (formwork) dan diberi ganjalan dari beton decking ukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm dengan mutu beton sama.
Pekerjaan Pemancangan
Lingkup kerja
Pekerjaan pemancangan meliputi pekerjaan pemancangan kayu gelam Ø 10 cm ke dalam tanah sesuai gambar rencana. Pekerjaan pemancangan hanya termasuk dalam pekerjaan bangunan kontrol tipe 3 atau bangunan baru. Sehingga perlu dibangun badan bangunan kontrol yang belum ada dengan material kayu gelam. Material yang digunakan untuk pembangunan badan bangunan kontrol tipe 3 adalah kayu gelam Ø 10 cm.
Pelaksanaan pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan badan bangunan kontrol adalah dengan memancangkan kayu gelam Ø 10 cm sesuai dengan gambar rencana. Kemudian bagian dalam bangunan dilapisi dengan plastik PE untuk mencegah tanah urug keluar badan bangunan. Setelah itu pekerjaan dilanjutkan dengan mengurug tanah sampai bagian kosong badan bangunan tertutupi dan rata terhadap muka tanah.

Metode Pelaksanaan Konstruksi

Bangunan Kontrol Tipe 1
–Pengangkutan pelat precast segmental ke lokasi pintu air
–Pembersihan area bangunan kontrol
–Pemotongan tiang besi pintu sorong
–Pengangkatan pintu sorong
–Pembuatan cover dam (dari material plastik PE dan bambu) untuk pengeringan sementara saluran selama proses pekerjaan plesteran lantai saluran dan pekerjaan cut off saluran (Gambar 6.22).
–Pekerjaan beton lantai saluran dari material beton tidak bertulang campuran 1 Portland Cement : 2 Pasir : 3 Kerikil : 0.5 Air ( tebal lantai saluran = 20 cm )
–Pemancangan kayu gelam berbaris melintang di dasar saluran sedalam 1 meter rata pemukaan lantai saluran sebagai cut off
–Pemasangan pelat precast segmental
–Selesai

Bangunan Kontrol Tipe 2
–Pengangkutan pelat precast segmental ke lokasi pintu air
–Pembersihan area bangunan kontrol
–Pemotongan tiang besi pintu sorong
–Pengangkatan pintu sorong
–Bor pelat precast eksisting untuk pemasangan klos kaso 5/7
–Pemasangan klos kaso 5/7 dengan baut
–Pembuatan cover dam (dari material plastik PE dan bambu) untuk pengeringan sementara saluran selama proses pekerjaan plesteran lantai saluran dan pekerjaan cut off saluran
–Pekerjaan beton lantai saluran dari material beton tidak bertulang campuran 1 Portland Cement : 2 Pasir : 3 Kerikil : 0.5 Air, tebal 20 cm
–Pemancangan kayu gelam berbaris melintang di dasar saluran sedalam 1 meter rata pemukaan lantai saluran sebagai cut off
–Pemasangan pelat precast segmental
–Selesai

Bangunan Kontrol Tipe 3
– Pengangkutan pelat precast segmental ke lokasi yang direncanakan
– Pembersihan lokasi
– Pemasangan bambu-bambu melintang di saluran untuk jembatan sementara
– Pemasangan bowplank
– Pemancangan kayu gelam Ø 10 cm
– Bracing antar kayu
– Pemasangan plastik PE atau terpal
– Urugan tanah di bagian badan bangunan
– Pemadatan dan perataan
– Pembuatan cover dam (dari material plastik PE dan bambu) untuk pengeringan sementara saluran selama proses pekerjaan plesteran lantai saluran dan pekerjaan cut off saluran
– Pekerjaan beton lantai saluran dari material beton tidak bertulang campuran 1 Portland Cement : 2 Pasir : 3 Kerikil : 0.5 Air, tebal lantai saluran 20 cm
– Pemancangan kayu gelam berbaris melintang di dasar saluran sedalam 1 meter rata pemukaan lantai saluran sebagai cut off
– Pemasangan pelat precast segmental
– Pembuatan jembatan pelayanan dari bambu
– Selesai
Bangunan Kontrol Tipe 4
– Pengangkutan panel pintu ayun, rangka pintu ayun, dan pelat precast segmental ke lokasi yang direncanakan
– Pembersihan lokasi
– Pemasangan bambu-bambu melintang di saluran untuk jembatan sementara
– Pemasangan bowplank
– Pemancangan kayu gelam Ø 10 cm untuk badan bangunan
– Bracing antar kayu gelam
– Pemasangan plastik PE atau terpal
– Urugan badan bangunan
– Pemadatan dan perataan. Pekerjaan badan bangunan kontrol selesai, kemudian dilanjutkan ke pekerjaan saluran
– Pembuatan cover dam (dari material plastik PE dan bambu) untuk pengeringan sementara saluran selama proses pekerjaan plesteran lantai saluran dan pekerjaan cut off saluran
– Pekerjaan plesteran lantai saluran dari material beton tidak bertulang campuran 1 Portland Cement : 2 Pasir : 3 Kerikil : 0.5 Air, tebal lantai saluran 20 cm
– Pemancangan kayu gelam berbaris melintang di dasar saluran sedalam 1 meter rata pemukaan lantai saluran sebagai cut off
– Pemasangan rangka pintu ayun
– Bracing rangka pintu ayun dengan badan bangunan
– Pemasangan panel pintu ayun
– Pemasangan pelat precast segmental
– Pembuatan jembatan pelayanan dari bambu
– Selesai
Bangunan Kontrol Tipe 5
– Pengangkutan panel pintu ayun, rangka pintu ayun, dan pelat precast segmental ke lokasi
– Pembersihan lokasi
– Pemotongan tiang besi pintu sorong
– Pengangkatan pintu sorong
– Pemancangan kayu galam Ø 10 cm untuk badan bangunan tambahan
– Bracing antar kayu galam
– Pemasangan plastik PE atau terpal
– Urugan badan bangunan
– Pemadatan dan perataan. Pekerjaan badan bangunan kontrol selesai, kemudian dilanjutkan ke pekerjaan saluran
– Pembuatan cover dam (dari material plastik PE dan bambu) untuk pengeringan sementara saluran selama proses pekerjaan beton lantai saluran dan pekerjaan cut off saluran
– Pekerjaan beton lantai saluran dari material beton tidak bertulang campuran 1 Portland Cement : 2 Pasir : 3 Kerikil : 0.5 Air ( tebal lantai saluran = 20 cm )
– Pemancangan kayu gelam berbaris melintang di dasar saluran sedalam 1 meter rata pemukaan lantai saluran sebagai cut off
– Pemasangan rangka pintu ayun
– Bracing rangka pintu ayun dengan badan bangunan sistem angkur Dynabolt
– Pemasangan panel pintu ayun
– Pemasangan pelat precast segmental
Selesai

No comments:

Post a Comment